Gempuran produk impor membuat harga garam nasional anjlok. Menurut petani garam di Madura, Ismutajab harga komoditas tersebut saat ini hanya dihargai sekitar Rp 500 per kilogram (kg). Harga tersebut sudah termasuk biaya produksi hingga ongkos logistik.
"Ada yang beli, diterima di Surabaya itu ternyata kemarin Rp 525 per kg. Komponen Rp 525 itu dipotong truk, dipotong karung, dipotong kuli. Mereka (petani) terima kurang dari Rp 250 per kilogram," kata dia saat dihubungi detikcom, Rabu (22/1/2020).
Harga tersebut anjlok cukup dalam jika dibandingkan kondisi tiga tahun lalu, tepatnya 2017. Saat itu, kata dia harga garam masih di kisaran Rp 2.450 per kg.
"Saya jual produksi saya tahun 2017 itu jual Rp 2.450 per kilogram. Sekarang garam saya hanya dihargain Rp 500 sekian," sebutnya.
Menurutnya yang paling terpukul karena jatuhnya harga garam adalah petani-petani kecil, misalnya yang cuma punya lahan 1 hektare.
"Mereka tambah merana. Garamnya dia nggak bisa diangkut, taruh di tempat, karena kalau ngangkut mesti (ada) biaya, kalau dikarungin mesti beli karung mesti biaya, sementara dia kalau jual hanya dapatnya kurang dari Rp 250 per kilogram, nggak menutup cost," jelasnya.
Sementara itu, harga garam impor dia perkirakan Rp 700 per kg. Tapi begitu masuk ke Indonesia, harganya Rp 1.000 karena ada biaya-biaya tambahan. Begitu dijual kembali oleh importir harganya bisa sampai Rp 6.000 per kg. Sedangkan harga garam lokal tetap anjlok karena tak laku.
"Contoh garam kalau dia beli (garam impor) Rp 1.000 ya, diproses sedikit, kasih yodium sedikit, dia packing itu bisa dia jual Rp 3.000 sampai Rp 6.000," tambahnya.
Simak Video "Ini Cara Membuat Garam Tradisional di NTT"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/ang)
"lokal" - Google Berita
January 22, 2020 at 03:55PM
https://ift.tt/2RDpxjs
Diserbu Impor, Garam Lokal Makin Tak Ada Harganya - detikFinance
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Diserbu Impor, Garam Lokal Makin Tak Ada Harganya - detikFinance"
Post a Comment