Search

Level Liverpool Sebatas Kompetisi Lokal - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia -- Kelas Liverpool masih sebatas tim lokal di musim ini, bukan salah satu penguasa Eropa yang layak ditakuti.

Kegagalan mereka tembus ke perempat final Liga Champions menegaskan predikat tersebut. Tim arahan Jurgen Klopp tersingkir dari babak 16 besar setelah kalah 2-3 dari Atletico Madrid di Stadion Anfield, Kamis (12/3) dini hari WIB.

Tak dapat dibantah, The Reds merupakan klub Liga Inggris yang paling banyak juara di Liga Champions atau European Cup sebanyak enam gelar. Namun, musim ini mereka tak menunjukkan sebagai kekuatan menakutkan di Eropa dengan tersingkir lebih cepat di babak 16 besar Liga Champions.

Sialnya, Liverpool tersingkir secara dramatis. Sempat unggul 2-0 lewat gol Georgino Wijnaldum dan Roberto Firmino, The Reds kebobolan tiga gol. Adalah Marcos Llorente dan Alvaro Morata yang memupus ambisi Mohamed Salah dan kawan-kawan.
Pesta para pemain Aletico Madrid, derita bagi Liverpool. (Pesta para pemain Aletico Madrid, derita bagi Liverpool. (AP/Jon Super)
Llorente cetak dua gol dan satu assist, sedangkan Morata mengemas satu gol dan satu assist. Keduanya tampil dari bangku cadangan.

Praktis, Liverpool kini hanya menyisakan satu gelar untuk dikejar. Satu-satunya peluang tersebut ada di Liga Inggris.

Bisa dibilang, Liverpool berada di ambang juara kompetisi kasta tertinggi di Negeri Ratu Elizabeth II itu.

Sebelumnya, The Reds kehilangan kesempatan untuk menyabet trofi di Piala FA tahun ini. Liverpool tersingkir dari babak kelima Piala FA usai kalah 0-2 dari Chelsea di Stadion Stamford Bridge, pada 3 Maret.

Tanda-tanda kegagalan Liverpool di Liga Champions saat mereka takluk 0-1 di markas Atletico, Stadion Wanda Metropolitano, pada 18 Februari waktu setempat. Satu-satunya gol kemenangan Liverpool dilesakkan oleh Saul Niguez.

Kekalahan itu juga memutus rekor tak terkalahkan The Reds musim ini. Bahkan, bisa dibilang indikasi Liverpool mulai 'kekurangan bensin'.

Padahal musim ini skuat Liverpool tak mengalami perubahan komposisi pemain. Mestinya kesolidan tim ini sudah tak diragukan lagi.

Level Liverpool Sebatas Tim LokalBlunder Adrian, fatal bagi Liverpool. (AP/Jon Super)
Usai kalah dari Los Rojiblancos, grafik performa The Reds mulai fluktuatif alias naik-turun. Mereka sempat meraih kemenangan atas West Ham United 3-2 pada laga pekan ke-23.

Pada laga berikutnya di babak kelima Piala FA, The Reds kalah 0-2 dari Chelsea sekaligus mengubur harapan mereka untuk meraih treble atau tiga gelar juara musim ini.

Mereka kembali bangkit dengan meraih tiga kemenangan beruntun di Liga Inggris ketika menghadapi Southampton (4-0), Norwich City (1-0), dan West Ham United (3-2).

Namun ketika menghadapi tim penghuni zona degradasi, Watford, The Reds kembali jeblok. Tak tanggung-tanggung, Liverpool disikat tuan rumah 3-0 di Stadion Vicarage Road.

Berikutnya, Liverpool kembali ke jalur kemenangan di Liga Inggris. Mereka menekuk AFC Bournemouth 2-1 di Stadion Anfield.

Kemenangan itu membuat The Reds semakin dekat dengan gelar juara Liga Inggris. Terlebih, Manchester United menghambat laju penghuni peringkat kedua klasemen, Manchester City, dengan mengalahkan rivalnya itu 2-0.

Situasi yang menguntungkan Liverpool di Liga Inggris sejatinya modal penting klub itu untuk meraih kemenangan meyakinkan atas Atletico di Liga Champions. Namun, kenyataannya berbeda.

The Reds justru tersingkir dengan kekalahan 2-3 dari tim tamu pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions.

Marcos Llorente (kanan) merayakan gol keduanya ke gawang Liverpool pada laga itu. (Marcos Llorente (kanan) merayakan gol keduanya ke gawang Liverpool pada laga itu. (AP/Jon Super)
Ambisi Liverpool untuk menyabet gelar Liga Inggris tampaknya mulai membuat mereka terlena sehingga kehilangan kesempatan juara di Liga Inggris.

Liverpool sebenarnya sempat berada di atas angin di Liga Inggris sehingga membuat mereka seharusnya bisa sangat fokus di kompetisi level Eropa. Namun, hanya sekali noda kekalahan di Liga Inggris sepertinya membuat para pemain Liverpool kehilangan ketenangan secara psikis.

Begitu pula ketika mereka gagal di Piala FA, semakin membuat motivasi mereka sedikit anjlok. Pasalnya, The Reds sebelumnya begitu berambisi meraih treble Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions menyamakan sang rival: Manchester United.

Level Liverpool Sebatas Tim Lokal
Kehilangan Alisson yang mengalami cedera tulang panggul juga menambah beban psikis para pemain. Pasalnya, para kiper pelapis The Reds masih jauh di bawah kualitas kiper asal Brasil itu.

Alisson mengalami cedera pada awal Maret atau beberapa hari setelah The Reds kalah dari Chelsea di Piala FA. Dia mengalami cedera pada sesi latihan. Situasi itu membuat Liverpool terpaksa memainkan Adrian.

Di media sosial, tak sedikit para fan mulai cemas jika mistar gawang kembali dijaga kiper pelapis Liverpool tersebut. Ketakutan pendukung The Reds pun menjadi kenyataan. Liverpool tersingkir karena blunder kiper asal Spanyol itu.

Kini Liverpool hanya bisa berharap pada gelar Liga Inggris. Setidaknya itu jadi kabar baik bagi mereka untuk bisa mengangkat trofi yang sudah 30 tahun lamanya belum pernah mereka rasakan. (jun)

Let's block ads! (Why?)



"lokal" - Google Berita
March 12, 2020 at 10:25AM
https://ift.tt/2xwimmO

Level Liverpool Sebatas Kompetisi Lokal - CNN Indonesia
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Level Liverpool Sebatas Kompetisi Lokal - CNN Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.