Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman. (Bareksa/AM)
Bareksa.com - Pemeritah resmi meluncurkan Sukuk Ritel seri SR012, pada Sabtu (29/2/2020) di Jakarta. Masa penawaran Sukuk Ritel seri SR012 kepada investor individu Warga Negara Indonesia berlangsung pada 24 Februari dan berakhir 18 Maret 2020, atau masih tersisa 16 hari lagi.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, optimistis mencapai target penjualan SR012 senilai Rp8 triliun, meskipun saat ini pasar surat utang pemerintah sedang dibayangi dampak wabah virus corona.
"Ini merupakan program rutin kita. Ini bagian dari strategi kita untuk memperkuat basis investor domestik, khususnya investor ritel. Justru inilah yang saat kondisi tekanan seperti ini, saatnya kita memperkuat basis investor domestik kita. Salah satunya lewat Surat Berharga Negara (SBN) ritel, yakni melalui produk SR012 ini," ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pasar keuangan global termasuk Indonesia sedang mengalami koreksi menyusul kecemasan dampak wabah virus corona telah mengakibatkan dana asing keluar (outflow) dari SBN Rp26,2 triliun sampai 27 Februari 2020. Kemudian, capital outflow di saham Rp4,1 triliun, sehingga secara total Rp30,8 triliun. BI mencatat sejak awal 2020 di SBN terjadi net outflow Rp11 triliun, saham Rp1,6 triliun, dan sisanya outflow korporasi total Rp16 triliun. BI telah membeli SBN hingga Rp27 Februari 2020 senilai Rp100 triliun dari pasar sekunder. Dari angka itu, sekitar Rp78 triliun dibeli sejak Januari 2020 atau sejak corona merebak.
Menurut Luky, masih besarnya potensi investor domestik yang memiliki likuiditas cukup tinggi, maka profil investor inilah yang dibidik pemerintah. Sebab investor ritel domestik lebih tahan dari tekanan global atau dinamika pasar modal yang sifatnya jangka pendek (temporer). "Ini bentuk diversifikasi instrumen dari pemerintah, bentuk diversifikasi investor dari pemerintah, supaya SBN tetap bisa bertahan sebagai sumber pembiayaan APBN. Sedangkan investor individu domestik memang lebih tahan terhadap tekanan, geraknya tidak sedinamis dibandingkan investor korporasi atau perbankan," Luky menjelaskan.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah, menyatakan pemerintah menetapkan target indikatif SR012 hingga Rp8 triliun. "Untuk seri SR012 kami menetapkan target Rp7 triliun hingga Rp8 triliun," kata Dwi.
SR012 memiliki tenor 3 tahun, dan menawarkan tingkat imbalan/kupon tetap 6,3 persen per tahun. Tujuan penerbitan SR012 secara online adalah untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di SBSN ritel, menyediakan alternatif investasi bagi masyarakat, mendukung terwujudnya keuangan inklusif, serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2020.
Adapun pokok-pokok ketentuan dan persyaratan SR012 ialah sebagai berikut :
- Periode registrasi investor, setiap saat pada mitra distribusi yang telah ditetapkan. Masa penawaran SR012 mulai 24 Februari 2020 Pukul 09.00 WIB hingga penutupan pada 18 Maret 2020, pukul 10.00 WIB.
- Adapun bentuk dan karakteristik Sukuk Negara, tanpa warkat, dapat diperdagangkan (tradable). Tanggal penetapan penjualan yaitu 23 Maret 2020 dan tanggal setelmen 26 Maret 2020.
- SR012 memiliki tenor 3 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 10 Maret 2023. Minimum pemasanan SR012 Rp1 juta dan maksimum pemesanan Rp3 miliar.
- Underlying asset SR012 ialah Barang Milik Negara (BMN) dan proyek APBN 2020. Dengan akad ijarah asset to be leased. Jenis imbalan/kupon berupa fixed coupon, pembayaran secara periodik setiap bulan. Tingkat imbalan/kupon 6,3 persen per tahun (per annum).
- Tanggal pembayaran kupon pertama kali pada 10 April 2020 (short coupon) dan tanggal pembayaran imbalan/kupon, setiap tanggal 10 setiap bulannya.
- Dalam hal tanggal pembayaran imbalan/kupon bukan pada hari kerja, maka pembayaran imbalan/kupon dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi imbalan/kupon. Hari kerja adalah hari di mana operasional sistem pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI).
- Minimum holding period yaitu selama 3 (tiga) kali pembayaran kupon (dapat diperdagangkan mulai tanggal 11 Juni 2020) :
Sumber: DJPPR Kementerian Keuangan
Hingga akhir 2020, pemerintah berencana menerbitkan setidaknya 6 SBN ritel, di mana SBN ritel pertama di 2020 yakni Savings Bond Ritel seri SBR009 sudah ditawarkan pada 27 Januari hingga 13 Februari 2020 lalu.
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pemerintah telah resmi membuka masa penawaran Sukuk Ritel seri SR012 mulai 24 Februari 2020. Masa penawaran investasi syariah itu hingga 18 Maret 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
"lokal" - Google Berita
March 02, 2020 at 02:48PM
https://ift.tt/38gbHtm
Dirjen PPR, Luky Alfirman : Corona Tekan SUN, Saatnya Investor Lokal Beli SR012 - Bareksa.com
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dirjen PPR, Luky Alfirman : Corona Tekan SUN, Saatnya Investor Lokal Beli SR012 - Bareksa.com"
Post a Comment