Surabaya (beritajatim.com) – Pandemi Covid-19 tak sepenuhnya membawa duka dan keterpurukan pada ekonomi nasional serta dunia. Sejak diumumkan pertamakali adanya kasus infeksi Covid-19 awal Maret 2020, komoditas hortikultura khususnya permintaan sayur dan buah segar justru mengalami peningkatan.
Di sisi lain, penjualan produk buah impor seperti jeruk, lengkeng, apel dan pir justru mengalami penurunan akibat terganggunya distribusi yang berdampak pada lonjakan harga di dalam negeri. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai toko buah di Jakarta, penjualan buah impor menurun drastis, khususnya buah asal China.
Sejak Januari hingga Februari saja, omset penjualan buah impor seperti jeruk santang dan jeruk sunkis mengalami penurunan hingga 45-60 persen. Berkurangnya pasokan buah impor yang diikuti dengan lonjakan harga menjadi peluang bagi buah lokal untuk mengisi pasar.
Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, saat dikonfirmasi menyebut kondisi pandemi Covid-19 ini berdampak langsung terhadap impor buah-buahan asal China seperti Jeruk, Lengkeng, Apel dan Pir.
“Jumlahnya menurun tajam. Berdasarkan data BPS, impor buah-buahan pada bulan Februari pada tahun 2020 sebanyak 14,5 ribu ton, turun 45 persen dibandingkan impor di bulan sebelumnya. Kalau dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, impor buah turun hingga 54 persen,” ujar Liferdi, Rabu (8/4/2020).
Menurutnya, kondisi tersebut justru membuka peluang besar bagi buah-buahan lokal untuk mengisi pasar, menggantikan buah impor. “Buah-buahan lokal musiman seperti manggis, duku, alpukat,buah naga, jeruk saat ini sedang panen. Bahkan buah-buahan semusim seperti pisang, jambu biji, papaya, salak, semangka dan melon terus berbuah sepanjang tahun,” ungkap pria asal Minang ini. “Ketersediaan buah-buah lokal secara umum mencukupi,” tambahnya.
Saat ini buah-buahan yang mengalami lonjakan permintaan diantaranya jambu biji, jeruk lemon dan alpukat.
Buah-buahan tersebut dikenal kaya serat, vitamin C,E, dan antioksidan. Bagus untuk daya tahan tubuh sehingga mampu menangkal virus Corona. Disinyalir sekitar 85 persen yang positif Corona tidak menunjukkan gejala karena memiliki imunitas yang baik.
“Buah-buahan tersebut banyak diproduksi oleh petani lokal. Jambu biji merah banyak menyebar di daerah Bogor, Sukabumi, Majalengka, Cirebon, Kuningan sedangkan untuk jeruk lemon banyak diproduksi oleh petani dari Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan daerah lainnya di Jawa Timur,” bebernya.
Lebih lanjut Liferdi menjelaskan, bahwa di tengah pandemi Covid-19, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan ketersediaan buah-buahan lokal. Saat ini permintaan terhadap star up mengalami peningkatan yang signifikan. “Pasar online ini tidak semua punya akses langsung ke petani, oleh karena itu, kami akan siapkan sistem informasi peta ketersediannya,” tandasnya.
Ditambahkan Liferdi, sejak 2006 Kementerian Pertanian telah fokus melakukan pengembangan buah-buahan unggulan di Indonesia. Kegiatannya meliputi pengembangan kawasan, pendampingan penerapan budidaya sesuai dengan kaidah GAP/SOP, fasilitasi sarana pascapanen hingga pengolahan.
Berdasarkan data BPS, trend produksi buah-buahan lokal pada kurun waktu 4 tahun terakhir terkonfirmasi mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 produksi buah-buahan lokal mencapai 22,5 juta ton atau naik 4,8% dibanding tahun 2018.
“Hampir semua jenis buah lokal meningkat produksinya. Alhamdulillah tahun ini malah diikuti dengan peningkatan permintaan pasar. Semoga membawa berkah buat petani buah di seluruh Indonesia,” jelas Liferdi.
Dihubungi terpisah, petani sekaligus pelaku usaha jeruk Lemon asal Pengalengan Bandung, Saleh Suryadi mengatakan bahwa situasi Pandemi Covid-19 saat ini justru memberikan rejeki lebih buat petani jeruk lemon di daerahnya.
“Permintaan jeruk lemon meningkat terutama dari Jakarta. Dari kelompok tani saya saja tiap minggu bisa kirim 3-5 ton, itu belum dari kelompok tani yang lain,” ungkap Saleh. Disiinggung soal harga, Saleh mengaku saat ini tidak kurang dari Rp 15 ribu per kilogram. “Biasanya mah harga jual rata-rata Rp 6 hingga 8 ribu per kilo. Berkah lah buat petani buah khususnya lemon,” ungkapnya.
Saleh yang juga Ketua Kelompok Wijaya Tani tersebut menuturkan, kondisi pandemic Covid-19 malah menjadikan para petani lebih bersemangat untuk merawat tanamannya. Saat ini di kelompoknya saja tidak kurang 10 ribu pohon jeruk lemon telah ditanam petani. Saleh memperkirakan untuk seluruh Pangalengan bisa mencapai ratusan ribu tanaman.
“Peluang pasar yang bagus ini kita tindaklanjuti dengan budidaya yang baik. Tanaman lemon kita pelihara baik-baik mengacu pada standar yang ada. Harapan kami, pemerintah bisa memfasilitasi benih jeruk lemon buat petani di Pengalengan, karena selain tanahnya cocok, prospek pasar juga sangat bagus bahkan mampu bersaing dengan lemon impor,” tandasnya. [re/suf]
"lokal" - Google Berita
April 08, 2020 at 11:52PM
https://ift.tt/2wnMQXN
Di Tengah Covid-19 Mewabah, Buah Lokal Justru Merajai Pasar - beritajatim
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Di Tengah Covid-19 Mewabah, Buah Lokal Justru Merajai Pasar - beritajatim"
Post a Comment