Fenomena Baru di Buleleng, PMI Terkonfirmasi Positif Usai Karantina
Versi Dewa Indra, karena kasus positif Corona di Bali 82,67 persen imported case, maka belum perlu strategi PSBB, tetapi perketat pintu-pintu masuk
DENPASAR, NusaBali
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, tambahan 10 kasus positif Cocid-19 per Selasa kemarin terdiri dari 7 pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri, 2 kasus transmisi lokal, dan 1 orang memiliki riwayat terjangkit di luar daerah Bali. Dengan tambahan 10 kasus ini, total kumulatif positif Covid-19 di Bali menjadi 150 orang, di mana 42 di antaranya berhasil sembuh dan 3 meninggal.
Menurut Dewa Indra, total 150 kasus positif Covid-19 tersebut terdiri dari 8 WNA dan 142 WNI. “Nah, 142 WNI itu terdiri dari 99 kasus imported case (tertular di luar negeri), 17 orang terinfeksi dari daerah terjangkit di Indonesia, dan 26 orang lagi kasus transmisi lokal,” ujar Dewa Indra dalam siaran live streaming di akun Youtube Humas Provinsi Bali, Selasa petang.
Dewa Indra menyebutkan, pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan, baik di rumah sakit rujukan maupun tempat karantina lainnya, berjumlah 105 orang. Sebab, 42 pasien ataui 28 persen dari total 150 orang sudah berhasil sembuh, sementara 3 orang lagi meninggal dunia.
Disebutkan, prosentasi kasus imported case dan transmisi lokal akan menentukan bagaimana pemerintah nanti mengambil strategi untuk pencegahan dan penanganan Covid-19 di Bali. Itu sebabnya, strategi yang dilakukan pemerintah daerah akan berbeda satu sama lain, karena harus melihat sumber risikonya. Jika dikalkulasi, kasus transmisi lokal di Bali saat ini mencapai 17,33 persen, sementara imported case baik perjalanan dari luar negeri maupun luar daerah Bali sebanyak 82,67 per-sen.
“Kalau di DKI Jakarta, kasusnya kebanyakan transmisi lokal. Maka, strategi yang diambil DKI Jakarta adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sedangkan di Provinsi Bali, sumber risiko yang mendominasi adalah kasus imported case. Maka, strategi yang kita utamakan adalah melakukan screening atau pemeriksaan yang super ketat di pintu-pintu masuk Bali,” jelas Dewa Indra.
“Meskipun transmisi lokal di Bali hanya 17,33 persen, tapi bukan berarti kita mengabaikan upaya-upaya pencegahan. Makanya, kami meminta masyarakat dengan disiplin melakukan upaya pencegahan yang sederhana, mudah, dan murah,” lanjut Sekda Provinsi Bali ini.
Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 yag menyebabkan kasus transmisi lokal, Gugus Tugas terus mengingatkan masyarakat wajib menggunakan masker, baik yang sakit maupun sehat. Selain itu, masyarakat juga terus diingatkan untuk rajin mencuci tangan di air mengalir dengan sabun, hindari menyentuh wajah terutama area mata, hidung, dan mulut setelah menyentuh benda tertentu apalagi belum men-cuci tangan, serta masyarakat juga diharapkan menerapkan dengan disiplin physical distancing atau menjaga jarak, serta mengurangi aktivitas di luar rumah kecuali memang sangat penting.
Menanggapi usulan bendesa adat di Denpasar agar Kota Denpasar segera mengusulkan PSBB mengingat jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak terjadi di sini, menurut Dewa Indra, usulan tersebut sah-sah saja. Namun, GTPP Covid-19 Provinsi Bali tetap akan memperhitungkan segala risiko dan kemungkinan dalam mengambil kebijakan.
“Tidak apa-apa, namanya juga usulan. Usulan dengan niat positif ini sudah lama kami dengar. Tentu Pemprov Bali dan Gugus Tugas akan mempertimbangkannya. Namun, kembali lagi, kasus positif di Bali 82,67 persen merupakan imported case dan ini tidak bisa dijawab dengan PSBB. Karena masih banyak saudara kita (PMI) yang akan pulang,” tegas Dewa Indra.
“Jika dilihat kasus transmisi lokal sebanyak 17,33 persen, itu tidak hanya terjadi di wilayah Denpasar. Masih belum mencukupi untuk menerapkan PSBB bagi Denpasar. Kami masih bekerja dengan menghitung semua risiko dan juga kebutuhan lapangan,” lanjut birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini.
Sementara itu, dua Pasien dalam Pengawasan (PDP) di Buleleng terkonfirmasi positif, Selasa kemarin. Salah satunya, seorang pedagang yang diidikasikan kasus transmisi lokal. Sedangkan satunya lagi adalah seorang PMI yang sudah habis masa karantina 14 hari, namun hasil tes swabnya dinyatakan positif.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa, mengatakan satu PDP yang terkonfirmasi positif sebagai kasus transmisi lokal ini diduga ditulari oleh keluarganya, yang kini dirawat di Denpasar. “Yang bersangkutan sebelumnya sempat menjalani perawatan di salah satu RS swasta di Buleleng, sebelum akhirnya dirujuk ke RS Pratama Giri Emas (Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Red),” ujar Suyasa yang juga Sekda Buleleng dalam keterangan persnya di Singaraja, Selasa kemarin.
Menurut Suyasa, tim surveylance sudah melakukan peneluturan kepada 26 orang yang sempat kontak langsung dengan pedagang yang dinyatakan positif kasus transmisi lokal ini. Namunm, dari hasil rapid test, 26 orang itu dinyatakan negatif.
Sedangkan PMI yang positif Covid-19 pasca karantina 14 hari, kata Suyasa, sebelumnya berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). “PMI ini sudah lakukan karantina di rumahnya 14 hari. Usai karantina, dia ke Puskemas memohon surat keterangan sehat dan bebas Covid-19. Ternyata hasil rapid test-nya malah positif. Setelah di-tes swab, hasilnya juga positif. Ini memang ada trend baru, ada beberapa positif di akhir masa pantaunya,” jelas Suyasa.
Dengan tambahan 2 pasien terkonfirmasi positif ini, maka total kumulatif positif Covid-19 di Buleleng menjadi 9 orang. Dari 9 orang itu, 4 di antaranya sudah dinyatakan sembuh, sehingga yang masih menjalani isolasi di RS Pratama Giri Emas saat ini berjumlah 5 orang.
Terkait munculnya fenomena baru kasus positif Covid-19 di akhir masa karantina yang dilakukan sebagian besar PMI di Buleleng, menurut Suyasa, pihaknya tetap akan melakukan rapid test seluruh PMI yang kini menjalani karantina mandiri. Termasuk juga PMI yang datang 30 hari sebelumnya, terhitung dari Selasa kemarin.
“Kami sudah beli rapid test antigen 2.000 pcs untuk seluruh PMI, termasuk yang sudah usia karantina mandiri, sehingga lebih awal mengetahui hasilnya. Kami juga imbau kepada PMI yang sudah berakhir masa karantina 14 hari, tapi belum di-rapid test, agar jangan ada kontak dulu dengan orang lain. Ini perlu dipahami, karena ada juga yang baru mengalami gejala setelah masa tinggal di Buelleng lebih dari 16 hari,” tegas birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga mantan Kadis Pendidikan Buleleng ini. *ind,k23
"lokal" - Google Berita
April 22, 2020 at 07:43AM
https://ift.tt/3cOpYk3
Transmisi Lokal di Bali 17,33 Persen - NusaBali
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Transmisi Lokal di Bali 17,33 Persen - NusaBali"
Post a Comment