TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan rumah sakit pelat merah siap untuk menyerap ventilator buatan lokal apabila sudah mulai diproduksi. "Kalau memang ada akan kami beli dan pergunakan," ujar dia dalam konferensi video, Selasa, 7 April 2020.
Menurut Erick, belakangan ventilator memang mulai berdatangan. Namun jumlah tersebut dibandingkan kebutuhannya masih kurang. Misalnya saja di rumah sakit BUMN yang total memiliki 611 ruang ICU, kebutuhan ventilatornya baru terpenuhi sebagian. "Hari ini mungkin dengan segala cara baru ada 50 persen."
Untuk itu, Erick mengatakan kebutuhan itu bisa saja dipenuhi melalui ventilator produksi lokal. Namun, kata dia, harus terlebih dahulu dipasikan bahwa ventilator buatan dalam negeri sudah sesuai dengan standar kesehatan. Selama standar itu dipenuhi, ia mengatakan BUMN siap untuk menyerapnya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan saat ini sejumlah perguruan tinggi tengah melakukan riset untuk bisa memproduksi ventilator di dalam negeri. Kebutuhan ventilator belakangan melonjak seiring dengan merebaknya Virus Corona alias COVID-19.
Salah satu perguruan tinggi yang tengah memacu riset untuk membuat cetak biru produksi ventilator lokal adalah Universitas Gajah Mada. "Kini ada upaya on going yang libatkan YPTI (PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri) juga bersama dengan UGM dan nanti pada gilirannya akan kami kawinkan dengan Toyota Motor," ujar Agus dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 6 April 2020.
Agus mengatakan YPTI dan UGM sudah melakukan reverse engineering untuk bisa merekayasa serta merumuskan cetak biru ventilator seperti apa. Pasalnya, saat ini pelaku industri belum memproduksi alat tersebut, salah satunya lantaran belum ada cetak birunya. "Nanti proses ini bisa kita lihat kesuksesannya."
Selain UGM, Intitut Teknologi Bandung juga kini tengah mengembangkan ventilator buatan lokal. Berbeda dengan UGM, ITB tidak melakukan reverse engineering, melainkan merekayasa langsung. Proses rekayasa itu kini sudah didampingi Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan.
Agus mengatakan saat ini pengembangan ventilator lokal itu sedang memasuki tahap penyempurnaan sistem. Harapannya, ventilator sederhana ini bisa dimanfaatkan untuk membantu penanganan awal bagi pasien yang belum dirawat di rumah sakit. Perguruan tinggi lainnya yang melakukan pengembangan ventilator adalah dari Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Serta Universitas Airlangga yang berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh November.
"Harapannya dalam waktu dekat sudah bisa direalisasikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan ventilator, khususnya untuk kasus awal, kasus ringan," kata Agus. Pasalnya, permintaan atau kebutuhan ventilator terus melonjak sehingga harga semakin tinggi. Belum lagi, kata Agus, kerap ada aksi hijack dalam pembelian ventilator tersebut di kancah internasional.
CAESAR AKBAR
"lokal" - Google Berita
April 07, 2020 at 02:56PM
https://ift.tt/34eEA9a
Kebutuhan Ventilator Masih Kurang, BUMN Siap Beli Buatan Lokal - Tempo
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kebutuhan Ventilator Masih Kurang, BUMN Siap Beli Buatan Lokal - Tempo"
Post a Comment