Search

Desa Rempung Lakukan Karantina Lokal - SUARA NTB

Kepala Desa Rempung, Umar Ubaid (tengah) bersama Kepala Pustu Desa Rempung, Sapoan, Bidan Desa Rempung dan seluh Kadus di Desa Rempung menunjukkan karantina lokal di pemukiman warga, Kamis, 9 April 2020.(Suara NTB/yon)

Selong (Suara NTB) – Berbagai cara dapat dilakukan untuk menekan dan menghadapi wabah virus Corona (Covid-19) baik pemerintah daerah maupun pemerintah desa. Mulai dari pembuatan alat penyemprotan disinfektan otomatis, penyedia media cuci tangan ke masyarakat hingga karantina lokal di tengah perkampungan warga.

Seperti halnya yang dilakukan Pemdes Rempung, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur (Lotim). Di bawah tangan dingin Kepala Desa Rempung, Umar Ubaid, desa yang salah satu warganya terkonfirmasi positif virus Corona ini terus melakukan langkah-langkah taktis untuk mengoptimalkan usaha  menekan penyebaran Covid-19. Pertama melakukan isolasi kampung secara lokal ditutup, masyarakat diarahkan untuk tetap berada di dalam rumah selama tidak ada keperluan yang begitu penting.

“Kita juga melakukan penyebaran dan media cuti tangan ke tempat-tempat umum dan rumah tangga. Sehingga upaya yang dilakukan dalam melawan virus Corona tidak hanya bersifat mengimbau melainkan diberikan dalam kontribusi nyata,” terang Kades Rempung, Umar Ubaid kepada Suara NTB, Kamis, 9 April 2020.

Disamping melakukan penyemprotan disinfektan di semua perkampungan di desa dengan jumlah penduduk 6.547 jiwa, upaya-upaya ini ini terus dimaksimalkan. Di sisi lain, Pemdes secara aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait imbauan pemerintah, termasuk menyampaikan maklumat Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sejak adanya masyarakatnya terkonfirmasi positif Covid-19, kata Umar Ubaid, dari Pemdes dan bersama pihak kesehatan terus berupaya mengidentifikasi interaksi dari pasien positif 10 tersebut. Termasuk seluruh aparatur desa, lingkungan tetangga, istri dan anak-anak pasien sudah melakukan rapid test, serta melakukan sterilisasi kantor desa, mengingat pasien 10 bersama istrinya berjualan di warung depan Kantor Desa Rempung. “Alhamdulillah, dari hasil rapid test awal, kami dinyatakan negatif Covid-19,”syukurnya.

Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) cabang NTB ini mengungkapkan, sejak awal Pemdes Rempung menyikapi sejak pasien 10 beserta keluarganya dinyatakan ODP mandiri mengingat sudah kontak langsung dengan pasien 01. Pihaknya melakukan fasilitasi dengan memberikan biaya hidup di samping memberikan dukungan moril terhadap yang bersangkutan.

Di tengah lockdown lokal yang dilakukan Pemdes dan masyarakat Desa Rempung, Umar Ubaid mengungkapkan bahwa aktivitas masyarakat tetap berjalan. Namun tidak dipungkiri memiliki pengaruh atas proses lockdown lokal yang dilakukan sebagai ikhtiar dan usaha dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Memang tidak mudah mengeksekusi kebijakan kita. Namun atas kesadaran masyarakat melakukan lockdown lokal dan sementara ini tidak membuka kios dan rukonya,”jelasnya.

Ia terus meyakinkan kepada masyarakat bahwa wabah Virus ini tidak untuk ditakuti. Melainkan harus dihadapi dengan memutus mata rantai penyebarannya. Pemdes pun sudah mengucurkan dana desa sekitar Rp200 juta lebih untuk pengananan Covid-19 disamping sudah tereksekusi untuk beberapa kegiatan Padat Karya.

Untuk pembuatan bilik disinfektanpun atas partisipasi masyarakat yang saat ini sudah ditempatkan di pintu masuk Kantor Desa Rempung. Bilik disinfektan ini nantinya akan diletakkan juga di tempat ibadah dan di tengah perkempungan warga.

Bupati Lombok Timur (Lotim), H. M. Sukiman Azmy.,MM, sangat mengapresiasi langkah Pemdes Rempung beserta masyarakat yang memiliki komitmen yang kuat dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 di wilayahnya, beruap lockdown lokal pada setiap perkampungan warga. Upaya seperti itu, kata bupati, perlu dicontoh oleh desa-desa yang lain di Kabupaten Lotim supaya masyarakat tidak seenaknya keluar masuk di tengah pandemi Covid-19.

Akan tetapi, kata bupati, lockdown lokal ini tidak dilakukan 1×24 jam. Melainkan pada jam-jam tertentu. Misalnya apabila selesai ibadah salat Isya, lockdown lokal ini mulai diberlakukan dan masyarakat berada di dalam rumagnya masing-masing hingga matahari terbit. “Tapi apabila tidak ada lockdown seperti itu, apa yang kita harapkan dari tindakan massif yang kita lakukan ini tidak tercapai,” kata bupati. (yon)

Let's block ads! (Why?)



"lokal" - Google Berita
April 11, 2020 at 10:55AM
https://ift.tt/3c3eecO

Desa Rempung Lakukan Karantina Lokal - SUARA NTB
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Desa Rempung Lakukan Karantina Lokal - SUARA NTB"

Post a Comment

Powered by Blogger.