Bicara denim, maka kita juga bicara soal kultur Amerika Serikat. Beragam produk denim asal negeri Uwak Sam telah 'meracuni' masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun.
Namun, AS tak jadi satu-satunya negara 'pencipta' produk denim. Indonesia, misalnya, yang kini tengah diramaikan oleh riuh rendah tren denim lokal juga jadi salah satu negara yang mulai diperhatikan.
Merilis label denim lokal artinya mau tak mau harus siap disandingkan dengan label mainstream yang didominasi oleh negara-negara luar. Wajar saja, selama ini kiblat denim selalu mengacu pada label 'kebarat-baratan'.Secara historis, denim muncul pertama kali pada tahun 1873 silam dan dikenakan oleh para pekerja tambang AS. Bahan ini kemudian naik kelas pada era 1960-an saat James Dean dan Marlon Brando berakting mengenakan celana jin dalam film.
"Seiring berjalannya waktu, konsumen mulai mengapresiasi," ujar Ahmad Hadiwijaya, pendiri label denim lokal Old Blue pada CNNIndonesia.com di tengah gelaran Wall of Fades di Grand Indonesia, Jakarta, medio pekan lalu.
Ilustrasi. Seiring berjalannya waktu, konsumen Indonesia mulai mengapresiasi denim. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
|
Pergerakan yang masif dari para denimheads-sebutan untuk para pencinta denim-memengaruhi tingkat apresiasi masyarakat Indonesia terhadap denim. Belum lagi label denim lokal yang terus berkembang, dilengkapi dengan beragam eksibisi dan maraknya pembicaraan di media sosial. "Mungkin [hal-hal yang disebutkan tadi] mengubah pandangan orang," ujar pria yang akrab disapa Yaya ini. Yaya sendiri terbilang aktif dalam sejumlah forum denim dari berbagai negara.
Ajang sejenis WoF menjadi salah satu momen unjuk gigi bagi label denim lokal Tanah Air. Sebanyak lebih dari 70 label ikut berpartisipasi dalam gelaran tahunan tersebut.
Pada gelarannya yang ke-11, WoF menjadikan 'Raw Canvas' sebagai tema. Tema ini mengandung harapan bahwa siapa pun yang berkunjung membawa 'kanvas kosong' masing-masing dan mau terlibat dalam beragam eksperimen yang dihadirkan.
Old Blue cuma satu dari sekian banyak label denim lokal yang tengah menggeliat. Di luar itu, masih banyak label lain yang sedang mencuri perhatian banyak orang.
Aryan Pandam, pendiri label denim lokal NBDN, setidaknya punya pikiran yang cukup sama. Menurutnya bahkan label lokal kini mampu bersanding dengan label denim luar."Ibaratnya dulu saya pakai celana denim merek itu [merek luar negeri], sekarang saya bersanding dengan merek itu dalam pameran," ujar Aryan, dalam kesempatan yang sama.
Aryan justru melihat, label denim lokal lebih berani dalam menunjukkan karakter. Bukan hal aneh jika label lokal bisa unjuk kebolehan dalam ajang pameran bersama dengan label kenamaan luar negeri.
"Banyak eksplorasi, gaya yang 'gue banget'. Estetikanya kena, good loking," ujar Aryan.
Saat ini, kebanyakan label denim lokal masih mendatangkan bahan dari luar negeri seperti Jepang dan Amerika Serikat.Namun, inovasi dilakukan NBDN. Mereka mencoba terobosan anyar dengan memproduksi material denim sendiri. Dengan produksi sendiri, artinya ada kebebasan untuk mengembangkan dan membuat sesuai keinginan meski harga produksi jelas tidak murah.
"Bahan baku tetap dari luar negeri, tetapi pengolahan di dalam negeri mulai dari proses pewarnaan, pembuatan bahan semua di sini, di Bandung," kata Aryan.
Sebut saja denim jenis selvedge yang disebut sebagai kasta tertinggi material denim. Jenis denim ini pula yang banyak hadir dalam gelaran WoF.
Material seperti ini memiliki harga yang lebih mahal daripada material pada umumnya. Jenis ini membutuhkan material benang yang lebih banyak. Katun yang digunakan pun harus diimpor demi memperoleh denim yang tebal, padat, dan kuat. Secara kasat mata, perbedaan selvedge dan non-selvedge dapat terlihat dari bagian pinggir lipatan celana.
Selvedge menjadi salah satu jenis denim klasik yang telah populer sejak lama. Namun, konsep produksi massal pada industri jeans membuat denim hadir dengan tekstur yang kian tipis.
(els/asr)
"lokal" - Google Berita
December 16, 2019 at 01:27AM
https://ift.tt/2RTV820
Meraba Denyut Denim Lokal Indonesia - CNN Indonesia
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Meraba Denyut Denim Lokal Indonesia - CNN Indonesia"
Post a Comment