"Dari mana kami mengambil kayu. Kayu kayu dalam hutan dikelola di sana. Mereka kan sudah duduki, bagaimana sudah nanti banyak orang. Jelas merak sudah yang manfaatkan dan kami kesulitan," ujar nelayan dari kampung Jenebora, Penajam Paser Utara, Sahide (63), saat ditemui CNNIndonesia.com, Jumat (22/11).
Menurutnya, kondisi saat ini saja aktivitas perusahaan di Teluk Balikpapan sudah ramai. Apalagi jika nanti jika ibu kota benar benar sudah dipindahkan ke tempat mereka."Sekarang ini saja kami sudah susah mencari ikan. Bagaimana nanti jika ibu kota ada di sini? Pasti tambah susah dan sempit karena tambah ramai kapal hilir mudik," ucap Sahide, yang juga merupakan pembuat perahu tradisional di Jenebora.
Di masa sebelumnya, ia menyebut mencari ikan di wilayah ini bukan pekerjaan sukar. Pasalnya, jumlah ikan masih melimpah serta tak ada kapal besar dari luar daerah.
Kapal besar dan pencemaran, salah satunya kasus kebocoran minyak belum lama ini, meramaikan Teluk Balikpapan, yang dekat dengan Penajam Paser Utara. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
|
Nelayan lainnya, Mauluddin, mengungkapkan kehadiran ibu kota akan semakin mengganggu kehidupan Nelayan di Teluk Balikpapan. Sebab, pembangunan akan berimbas pada pembabatan hutan, yang merupakan gudang bahan pembuat perahu tradisional.
Ia mengaku nelayan di Jenebora rata rata menggunakan kapal kecil ukuran 3 Gross Ton (GT) dengan panjang 5 meter dan lebar 90 cm. Perahu ini dibuat dari kayu yang diproduksi sendiri oleh nelayan Jenebora. Rata rata perahu mereka diganti setelah 10 tahun.
"Biasanya kami ganti perahu sepuluh tahun. lalu nanti hutan-hutan di sekitar otomatis dibabat dan gundul semua diganti hotel-hotel mewah yang berdiri. [Lalu] papan untuk bikin perahu kayak apa?" ujar Mauluddin.Sebelumnya, Menteri Perencanaan Negara/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pihaknya akan mengeksploitasi teluk Balikpapan supaya memperindah tampilan ibu kota baru.
"Jadi secara fisik memang kami akan mengeksploitasi teluk (Balikpapan) itu. Kan ada teluk tuh, supaya ada keindahan. Jadi untuk menunjukkan bahwa kita ini negara maritim kan, negara kepulauan," kata Suhorso di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (18/11).
[Gambas:Video CNN]
Menanggapi hal itu, Mauluddin pun bertanya soal maksud "mengeksploitasi dan memperindah teluk". Ia sepakat jika yang dimaksud Suharso ialah memelihara ekosistem teluk, seperti mempertahankan hutan mangrove-nya.
"Kalau bisa pemerintah jangan membabat mangrove, sebabnya mangrove itu tempat kepiting, udang, ikan bertelur. Kalau bisa masyarakat dan pemerintah kita sama sama menjaga," ucap dia.
"Kalau mangrove mau dibabat, kasihan nelayan kecil seperti kita ini, mau kemana lagi berusaha?" pungkas Mauluddin.
(nem/arh)
"lokal" - Google Berita
November 28, 2019 at 01:38AM
https://ift.tt/2KZelLg
Nelayan Lokal Risau Eksploitasi Teluk Demi Ibu Kota Baru - CNN Indonesia
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nelayan Lokal Risau Eksploitasi Teluk Demi Ibu Kota Baru - CNN Indonesia"
Post a Comment