Nota kesepahaman diketahui melibatkan banyak pihak, seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), perusahaan transportasi, hingga produsen otomotif.
"Iya jadi (arahnya SPKLU buatan) nasional," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten ditemui di Jakarta, Rabu (16/10).
Ia mengatakan usai MoU semua pihak yang terlibat bakal lebih mudah dan terbuka berdiskusi antara satu sama lain dalam membuat ekosistem SPKLU di Indonesia.Secara teknis BPPT nanti akan ditugaskan mengkaji berbagai teknologi yang memungkinkan digunakan pada produk SPKLU buatan Indonesia.
"Jadi ya kalau mau bagi info (antar perusahaan sulit karena) itu rahasia. Jadi dibuka lewat MoU ini. Nah nanti akan diskusi. Bagaimana ini sehingga nanti ketemu produksinya," ucap dia.
Satu unit SPKLU jenis berdaya cepat (fast charging) diakui terlalu mahal, harganya bisa mencapai Rp900 juta. Oleh sebab itu dengan membuatnya di dalam negeri harapannya harga SPKLU menjadi lebih terjangkau.
"Tapi tujuannya cost lebih murah karena market besar, barang raw material punya, manusia ada, teknologi kembangkan. Dengan spirit begitu pasti bisa dieksekusi ramai-ramai. Kalo ada kurang-kurang dikit wajar karena sambil belajar," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan pada kesempatan yang sama.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan pihaknya sudah dipercaya merancang unit pengisian listrik kendaraan fast charging. Kata Hammam hal ini bagian dari Flagship Penyimpanan Energi dan Charging Station untuk lima tahun ke depan, yakni periode 2020-2024.
Menurut Hammam, BPPT sudah berhasil meluncurkan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik pada 2018. Unit itu meliputi fasilitas fast charging 50 kW yang ditempatkan di kantor BPPT Jakarta Pusat dan di Klaster Energi BPPT yang terletak di kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Hammam menambahkan BPPT punya target SPKLU yang dibuat memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 30 persen, sementara saat ini baru 15 persen.
Tiga Jenis Colokan Plus AdaptorSetiap kendaraan yang lain merek kemungkinan memiliki jenis colokan yang berbeda. Menurut Sripeni, colokan pada SPKLU ada tiga jenis dan ketiganya disebut sama dengan uang sudah digunakan BPPT yaitu AC, DC (CCS), dan DC CHAdeMO.
"Nanti ada tiga model colokan, jadi setiap mobil yang masuk yang penting bisa dulu deh ngecas," ucap Sripeni.
Sripeni mengungkap bakal ada pengembangan lain yakni berupa penambahan adaptor pada SPKLU. Fungsi adaptor menjadi penghubung antara colokan dengan mobil listrik yang belum sesuai.
"Nah nanti ada adaptornya. Jadi model apapun colokan ya bisa ngecas. Jadi kerjasama sama BPPT, teknisnya dari mereka," kata Sripeni.
Sripeni menambahkan eksekusi sebagai langkah lanjutan MoU ini bakal dilakukan dalam waktu dekat. (ryh/fea)
"lokal" - Google Berita
October 17, 2019 at 07:05PM
https://ift.tt/32AfShC
Tekan Biaya, Stasiun Cas Mobil Listrik Mau Diproduksi Lokal - CNN Indonesia
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tekan Biaya, Stasiun Cas Mobil Listrik Mau Diproduksi Lokal - CNN Indonesia"
Post a Comment