REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Upaya perluasan lahan tanaman kopi, oleh petani di wilayah Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah terganggu. Bibit tanaman kopi bantuan dari Pemerintah ternyata tidak cocok untuk ditanam di lahan yang ada di lingkungan mereka.
Akibatnya, bibit tanaman kopi yang diberikan tahun lalu kepada para prtani dan ditanam di wilayah Kecamatan Sumowono banyak yang mati.
"Sepertinya, bibit tanaman tersebut tidak tahan terhadap udara panas, sehingga layu dan akhirnya mati," kata anggota kelompok tani Sido Subur, Desa Piyanggang, Kecamatan Sumowono, Kasibun, Ahad (20/10) malam.
Menurutnya, petani di Kecamatan Sumowono selama ini mengandalkan hasil tanaman kopi lokal yang memang sudah ada di wilayah mereka sejak dahulu. Guna mengembangkan lahan tanaman kopi, mereka mendapatkan bantuan bibit tanaman kopi dari pemerintah, tak terkecuali kelompok tani Sido Subur.
Namun bibit tersebut kurang optimal jika ditanam di lahan yang ada di wilayah Kecamatan Sumowono dan banyak yang mati. "Maka, upaya perluasan lahan tanaman kopi yang dilakukan para petani ini sekarang masih terkendala masalah bibit," tambahnya.
Terkait hal ini, anggota kelompok tani Sido Subur lainnya, Juwarno meminta agar dinas berkompeten untuk mengevaluasi jenis bibit tanaman kopi bantuan tersebut. Selama ini, katanya, para petani di desanya mengandalkan tanaman kopi lokal yang kualitasnya sudah terbukti tidak kalah dengan kopi lain di daerah Kabupaten Semarang.
Hanya saja, para petani masih kesulitan untuk melakukan pembibitan sendiri. Harapannya, dinas turun tangan untuk membantu melakukan pembibitan tersebut. "Kopi lokal dari Sumowono terbilang unggul, paling tidak dari sisi bibit juga perlu dimuliakan dan dikembangkan dengan bantuan pemerintah,” ujarnya.
"lokal" - Google Berita
October 21, 2019 at 07:08AM
https://ift.tt/2BvNGko
Petani Minta Dukungan Pengembangan Bibit Kopi Lokal - Republika Online
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Petani Minta Dukungan Pengembangan Bibit Kopi Lokal - Republika Online"
Post a Comment