Nana (28) menceritakan, ia sudah satu tahun belakangan menggunakan skin care lokal asal kota Bandung. Hal tersebut karena dulunya ia sempat menggunakan skin care asal Korea Selatan namun ia tidak cocok hingga akhirnya beralih ke produk lokal yang menggunakan bahan alami. Yang Nana gunakan adalah sabun cuci muka, pelembab dan air mawar untuk face mist.
Harga yang ditawarkan juga berbeda jauh dengan produk impor yang ia beli sebelumnya. "Harga skin care indie (lokal), nggak terlalu jauh bedanya. Tapi ya sekalian cintai produk-produk Indonesia juga kan," kata Nana saat berbincang dengan detikcom akhir pekan ini.
Oleh karena itu ia beralih membeli produk lokal yang mengunggulkan bahan alami. "Gue pake sabun cuci muka yang lokal, pakai bahan alami gitu hitung-hitung bantu bisnis teman gue lah, kebetulan cocok juga," jelas dia.
Memang, saat ini banyak produk skin care lokal yang dipasarkan. Mulai dari pelembab, sunblock, face mist, sampo, sabun mandi, sabun cuci muka, scrub wajah, masker sampai minyak ekstrak biji-bijian yang punya manfaat khusus untuk kulit.
Misalnya Haple.id, merek skin care asal Jakarta yang menawarkan produk seperti pure Rose Water, face mist dan glow buster. Rose Water yang ada di Haple bisa digunakan sebagai setting spray, toner, facemist, hair mist sampai body mist. Produk yang digunakan pun vegan, animals, and cruelty free. Awalnya Keishia Lovelyta, pendiri Haple memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dengan produk skin care yang ia gunakan beberapa tahun lalu.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuat sendiri produk tersebut dan ia jual di pasaran. Responnya sangat positif dan Haple kini sudah memiliki ribuan pelanggan setia.
Selain Haple, Kencana Bodyworks yang didirikan oleh Dita Kencana di Malang juga berawal dari pengalaman pribadi. Sekitar tiga tahun lalu, kondisi kulit Dita sangat sensitif saat hamil kemudian setelah melahirkan dokter menyebut anak Dita terkena Dermatitis Atopik. Atas dasar inilah yang membuat Dita membuat perawatan tubuh untuk keuarganya dengan bahan alami.
Dengan sabun dan sampo alami buatannya, kondisi kulit anak Dita tidak pernah ruam dan bermasalah. Setelah cocok kemudian dia melempar ke pasaran dan pembelinya cocok dengan produk Kencana Bodyworks.
Dari Bogor, ada produk Ocean Fresh yang dibentuk oleh Linawati Hardjito, seorang profesor asal Instutut Pertanian Bogor (IPB) sebagai komitmen untuk memberdayakan masyarakat pesisir dengan memajukan industri pengolahan rumput laut.
Hingga kini, Ocean Fresh sudah memiliki store di Bandung, Jawa Barat dan memasarkan banyak produk mulai dari masker, sabun cuci muka, krim malam, krim siang, face exfoliator, minuman kolagen, sampo sampai hand and body.
Selanjutnya ada Klei and Clay yang didirikan oleh Diva, mantan model ini membuat produk perawatan kulit dari bahan alami karena dia sering menggunakan make up dan membuat kulitnya break out. Produk ini dibangun oleh Diva dari nol mulai dari formula sampai marketing dilakukan sendiri.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan saat ini memang peluang untuk produk skin care lokal masih terbuka lebar.
"Produk kecantikan lokal peluangnya masih terbuka untuk memenangkan persaingan dengan produk impor," kata Piter.
Menurut dia, merek lokal bisa berinovasi baik dari sisi produk maupun dalam marketing sampai penetrasi pasar.
Dia mencontohkan, seperti Mustika Ratu dan Martha Tilaar sebagai produk perawatan kulit lokal yang mampu bersaing dengan keunikan tradisional. Kemudian juga ada Wardah dengan slogan halalnya.
"Saya kira, keunggulan produk ini yang harus dicari oleh produk lokal," jelas dia.
Simak Video "Dijuluki ''Ratu Endorse'', Gisella Anastasia Hati-hati Terima Produk"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/ara)
"lokal" - Google Berita
October 13, 2019 at 10:37AM
https://ift.tt/2oEjxMJ
Fenomena Skin Care Lokal di Tengah Gempuran Produk Impor - detikFinance
"lokal" - Google Berita
https://ift.tt/2nu5hFK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fenomena Skin Care Lokal di Tengah Gempuran Produk Impor - detikFinance"
Post a Comment